Jakarta, GIZINET (24/5) Pembangunan ketahanan pangan yang holistik seharusnya juga berarti pembangunan ketahanan gizi. Tantangan penyediaan pangan dan perbaikan gizi ke depan semakin berat karena adanya perubahan lingkungan strategis, baik dari dalam maupun luar negeri. Semakin banyak jumlah penduduk, maka dipastikan kebutuhan akan pangan semakin tinggi. Pemenuhan kebutuhan gizi tidak semata untuk mengenyangkan perut saja, tetapi dibutuhkan pangan yang berkualitas, dengan keragaman untuk pemenuhan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan tubuh, dan akan lebih baik bila bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau. Ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan kemandirian pangan dapat saling berperan dalam menguatkan aspek ketersediaan, keterjangkauan, keamanan dan pemanfaatan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Ketahanan pangan dan gizi harus mampu menjangkau hingga tingkat keluarga untuk mencegah terjadinya kerawanan pangan dan penurunan derajat kesehatan masyarakat. Persoalan yang dihadapi saat ini adalah masih tingginya jumlah penduduk miskin dan rawan pangan. Meskipun sudah ada penurunan jumlah penduduk miskin, namun masih banyak kelompok penduduk yang rentan terutama terhadap kenaikan harga-harga pangan dan non pangan sehingga dapat berdampak pada meningkatnya kondisi kerawanan pangan. Dampak langsung dari kerawanan pangan adalah kekurangan gizi yang menyebabkan weight faltering atau weight loss dalam WHO 2016 disebut at risk of failure to thrive atau dikenal dengan istilah berisiko gagal tumbuh. Jika terjadi jangka panjang akan mengakibatkan hambatan pertumbuhan linier (stunting), hambatan perkembangan, penurunan kemampuan berpikir, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi, dan terjadinya penyakit tidak menular seperti obesitas, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dll yang dalam jangka panjang dapat menurunkan daya saing bangsa. Kejadian ini sudah nampak jelas di Indonesia, dengan angka stunting yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat serta kejadian penyakit non infeksi yang semakin meningkat.
Penanggulangan masalah stunting merupakan tanggung jawab bersama dengan tujuan utama perbaikan sumber daya manusia. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke-XI (WNPG-XI) sebagai salah satu forum lintas pemangku kepentingan yang berperan dalam mensinkronisasikan berbagai program kebijakan pangan dan gizi diharapkan dapat berkontribusi secara nyata dalam memberikan rekomendasi arah sinergitas berbagai program percepatan penurunan stunting.
WNPG-XI tahun 2018 akan dilaksanakan pada tanggal 3-4 Juli 2018 mendatang, dengan mengusung 5 topik bidang yaitu :
Bidang 1 : Peningkatan Gizi Masyarakat
Bidang 2 : Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam
Bidang 3 : Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan
Bidang 4 : Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Bidang 5 : Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi
Sebagai koordinator Bidang 1, Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Kesehatan Masyarakat – Kementerian Kesehatan RI telah melaksanakan rangkaian pertemuan koordinasi dan diskusi kelompok yang mengulas materi terkait upaya peningkatan gizi masyarakat dengan fokus pada penanggulangan stunting dari sisi standard, program, dan riset. Kegiatan tersebut melibatkan kelompok kerja standar mutu dan kecukupan gizi serta lintas kementerian/lembaga, mitra pembangunan, masyarakat madani, swasta, profesi dan akademisi. Rangkaian kegiatan tersebut selanjutnya disinergikan melalui Pra-WNPG XI yang dilaksanakan pada tanggal 22 – 23 Mei 2018 sebagai tahap akhir persiapan menuju WNPG-XI.
Dalam arahan sekaligus membuka pertemuan Pra-WNPG XI, Menteri Kesehatan RI menekankan pentingnya penanggulangan stunting melalui 3 komponen yaitu pola asuh, pola makan, serta air bersih-sanitasi. Optimalisasi peran pada 3 komponen tersebut dapat dilaksanakan melalui pendekatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pembahasan yang lebih komprehensif melibatkan perwakilan pemerintah daerah (Bupati Gorontalo), industri (Ketua Umum GAPMMI), masyarakat madani (Fatayat NU), akademisi (Prof. dr. Hamam Hadi, MS, Sc.D), dan pakar gizi (Dr. Abas Basuni Jahari, M.Sc), serta partisipasi aktif dari narasumber dan para peserta, pada akhir proses didapatkan masukan yang lebih beragam dan aplikatif sebagai draft rekomendasi yang akan dibawa ke forum WNPG-XI. (YuniZ/dari berbagai sumber)
Materi Pra-WNPG XI Bidang 1 : Peningkatan Gizi Masyarakat dapat diunduh dibawah ini :
Analisis Lanjut SDT-SKMI Dewi Permaesih
Pangan Fungsional Rina Agustina
Lesson Learnt Asia Tenggara Umi Fahmida
teknik pelabelan gizi RImbawan
TINJAU-ULANG (REVIEW) AKG Hardinsyah